Syaitan Musuh Bebuyutan Bagi Kita - Aswaja Muda Ngemplak Boyolali

Syaitan Musuh Bebuyutan Bagi Kita

syaitan


'Bukankah aku telah memerintahkan kepadamu Hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu." (Yâsîn: 60).

Begitulah peringatan Allah kepada anak cucu Adam. Bani Adam sebagai makhluk-Nya yang paling mulia, diberi nasihat dan petunjuk oleh-Nya. Demikian itu menunjukkan akan besarnya belas kasih Allah kepada Bani Adam. Bisa kita renungkan dengan seksama bagaimana ketika seseorang mendapati  kekasihnya melakukan tindakan yang salah dan dapat merugikannya, tentunya dia tidak akan tinggal diam begitu saja sang kekasih tenggelam dalam keterpurukan. Yang pasti dia akan memberinya saran dan masukan yang dapat mengeluarkannya dari problematika yang dihadapi.

Perseteruan manusia dengan iblis dimulai sejak Allah menciptakan nabi Adam di dunia. Iblis yang sudah cukup lama lebih dahulu hidup di muka bumi ketimbang Adam, tidak terima akan perlakuan Allah kepada Adam. Perintah sujud kepada Adam sebagai bentuk penghormatan ditolak oleh Iblis dengan penuh kebengisan. Ironisnya, di saat para malaikat dengan penuh ta’dzîm menjalankan perintah-Nya, hanya iblis-lah yang enggan melaksanakan tugas dari sang raja. Dengan penuh semangat, iblis mencoba memprovokasi Tuhan. Iblis berargumen, bahwa dirinya yang diciptakan dari api tentunya tidak layak untuk sujud kepada Adam yang hanya diciptakan dari tanah. Secara teori lahir api jauh lebih kuat dari pada tanah. Iblis berharap pengajuan bandingnya ini dapat diterima Allah swt.. Namun, sayang beribu sayang, permintaan iblis ditolak mentah-mentah. Sang Raja tidak terprovokasi oleh Iblis, justru iblislah yang akhirnya dihukum dengan balasan yang setimpal. Demikianlah Allah mencontohkan kepada para pemimpin agar  tidak mudah terprovokasi oleh maksud jahat prajuritnya. Tidaklah seperti para pemimpin sekarang, mudah terperdaya oleh hasutan dan teror masyarakat.

Mulai saat itulah iblis dengan terang-terangan mengungkapkan permusuhannya dengan Adam dan anak cucunya. Bahkan, menurut sebagian pakar, kebencian iblis kepada anak cucu Adam jauh lebih besar dari pada kepada Adam sendiri. Pertimbangannya karena iblis diciptakan dari api, sedangkan bani Adam dari air. Sementara Adam diciptakan dari tanah liat. Sisi kontradiksi api dengan air lebih besar dari pada dengan tanah liat. Iblis benar-benar menjadi musuh besar bagi bani Adam. Iblis mengancam bani Adam dengan tujuh ancaman, empat di antaranya ada di surat al-Nisâ’ dan tiga di surat al-A’râf. Permusuhan iblis tidaklah nampak bagi kita, namun kita dapat mengetahuinya lewat petunjuk syara’ yang dapat membimbing kita dari godaan dan gangguannya.

Ada 2 hal yang bisa ditempuh seseorang terhadap musuhnya. Pertama, membalas perlakuan buruk lawannya, sebagai bentuk pelajaran untuk tidak mengulangi perbuatannya. Kedua, menghilangkan kebencian musuhnya dengan cara berbuat baik, lemah lembut dan rela menanggung perlakuan buruknya. Ibarat api diredam dengan air. Bukan dibalas dengan api pula. Namun,dalam memperlakukan Iblis sebagai seteru abadinya,manusia hanya bisa menempuh cara pertama.Tidak ada cara lain kecuali dengan memakai strategi pertama. Karena, Iblis tetaplah Iblis, semakin dikasihani semakin besar pula kejahatannya. Karena walau bagaimanapun, Iblis tetaplah membawa satu misi, yakni menjeremuskan bani Adam ke dalam kesesatan sebagai temannya di neraka. Membalas perbuatan Iblis berarti melakukan hal-hal yang dapat menyusahkannya. Yaitu dengan melakukan segala bentuk perbuatan baik. Disadari atau tidak, seorang musuh akan terus membuntuti kita dimanapun kita berada. Bahkan dengan berbagai cara sekalipun. Begitu juga Iblis. Dia akan terus memonitor manusia. Iblis tidak akan beranjak mambuntuti manusia kecuali dengan melakukan serangan balik yang dapat menghentikan perbuatannya. Hal itu tergantung bagaimana manusia menahan gempurannya. Sebagimana yang telah dijelaskan dimuka, hal itu bisa tercapai hanya dengan senantiasa teguh untuk menjalankan pengabdian seorang hamba kepada sang Khaliq.
Keturunan dan anak cucu Iblis berikut tugas-tugasnya
Berikut ini beberapa nama-nama keluarga Iblis yang berperan membantu induknya mengganggu dan menyesatkan manusia. Semoga kita dapat terlindung dari mereka.
Al-Láqis & Al-Walhán
Keturunan Iblis satu ini bertugas mengganggu urusan bersuci manusia. Setiap manusia dibuatnya selalu rag-ragu dan was-was disaat berwudlu', mandi atau aktivitas thaharah lainnya. Al-Laqis dan Al-Walhan berusaha mempengaruhi manusia untuk menggunakan air secara berlebihan.

Al-Hafáf
Al-Hafaf bertugas di hutan-hutan dan tanah lapang. Ia akan meracuni otak pikiran manusia ketika berada di tempat sunyi tersebut. Banyak hal yang dilakukan Iblis satu ini dalam mempengaruhi manusia.Diantaranya adalah menyebarkan candu minuman keras.

Al-Zalanbúr
Ia selalu stand by di pasar-pasar. Cucu Iblis satu ini yang membuat para pebisnis di pasar rentan melakukan tindak penipuan dan kecurangan dalam bertransaksi. Janji-janji palsu pedagang terhadap konsumen tidak lebih karena pengaruh Al-Zalanbur. Punggawa Iblis satu ini selalu menggandrungi toko di pasar yang pertama kali buka dan yang terakhir kali tutup.

Al-Tsabru
Makhluk satu ini selalu berurusan dengan segala bentuk cobaan yang menimpa manusia. Setiap kali bani Adam mendapatkan cobaan, maka dibuatnya galau dan tidak sabar menerimanya. Segala ekspresi berlebih dikala mengalami musibah seperti menangis histeris, depresi, mengamuk dan lain sebagainya tidak lebih berkat efek dari pengaruh Al-Tsabru. Anak Iblis yang satu ini juga gemar memprovokasi manusia untuk saling menjatuhkan dan bertikai.

Al-A'war
Bertugas dibidang tindak asusila. Cucu Iblis ini yang mengajak manusia untuk melakukan hubungan seks bebas dengan lawan jenis. Al-A'war juga mampu memberikan tegangan tinggi di bagian kemaluan pria dan wanita untuk menambah gairah melakukan hubungan terlarang. Menurut beberapa pakar, bala kurawa Iblis satu ini juga bertugas meracuni wilayah kepemerintahan dengan segala tindak penyelewengan.

Al-Dásim
Berperan menghancurkan keharmonisan rumah tangga pasangan suami istri.Pengaruhnya akan semakin cepat menjalar jika suami hendak memasuki rumah tanpa terlebih dahulu mengucapkan salam terhadap keluarga yang ada di rumah atau tidak dalam kondisi berdzikir. Al-Dásim juga bertugas menemani santap makan manusia jika tidak diawali dengan bacaan basmalah.

Al-Mithrasy/Al-Musyúth/Al-Wusyúth
Inilah mungkin cucu Iblis yang paling berhasil dibidangnya.Cucu Iblis satu ini bekerja dibagian pemberitaan. Ia berperan meracuni sebuah berita dengan penuh kedustaan. Maraknya penyebaran isu-isu yang tidak jelas dasar kebenarannya merupakan andil besar dari cucu Iblis satu ini.
Hal-hal yang paling tidak disukai Iblis

Berikut ini yang menjadikan Iblis begitu membencinya: Dzikir (bacaan basmalah)

Iblis sangat anti sekali terhadap bacaan yang satu ini. Diriwayatkan bahwa pada saat pasangan suami istri hendak melakukan hubungan intim dia selalu hadir untu menganggu. Jika salah satu dari kedua pasutri tersebut membaca basmalah, seketika Iblis langsung beranjak dari tempat tersebut. Begitupun ketika manusia hendak makan atau minum. Ia akan selalu berada disampingnya. Jika sebelum makan atau ditengah-tengah makan dibacakan basmalah, maka Iblis akan berkata pada teman-temannya : "Keluarlah kalian,kita tidak memiliki bagian dari makanan ini".

Memanjangkan ritual sujud
Diriwayatkan dalam sebuah hadits bahwa Rasulullah bersabda : "Panjangkanlah sujudmu. Maka tidaklah ada hal yang paling berat dimata Iblis dari pada melihat bani Adam dalam posisi bersujud. Karena dulu Iblis diperintahkan untuk bersujud kepada Adam, namun Ia membangkang. Sementara  anak cucu Adam ini diperintahkan sujud dan Ia menjalankannya. Sungguh Ia telah mendapatkan keselamatan".

Menuturkan keutamaan ahli bait Nabi ditengah-tengah dzikir
Diriwayatkan bahwa : "apabila dua orang mu'min saling bertemu atau berkunjung dan keduanya senantiasa menggerakan lisannya untuk berdzikir serta menyebutkan keutamaan ahli bait,maka Iblis tiada menemukan tempat baginya di Majlis tersebut.Iblis akan menjadi keriput dan gemetar sampai ia berteriak minta tolong".

Keberadaan  mushaf atau dibacakan pada suatu tempat
Amir al-mu'minin 'Ali RA berkata : “Tempat yang dibacakan al-qur'an atau disebut asma Allah didalamnya maka akan bertambah keberkahannya,dihadliri para malaikat dan dapat mengusir Iblis.Imam Al-Baqir berujar : "Ketika aku melihat mushaf disuatu tempat maka hatiku akan tenang karena tidak akan terganggu Iblis berkat keberkahan mushaf ini.

Adzan Shalat
Diriwayatkan : "Sesungguhnya iqamah shalat dan adzannya termasuk hal-hal yang dapat mengusir Iblis".

Kedamaian yang terjalin diantara orang beriman
Rasulullah bersabda : "Ketika dua orang mu'min saling bertemu seraya menambahkan curahan rasa cinta diantara keduanya maka kedua lutut Iblis akan gemetar dan roboh. Sehingga Ia tak kuasa untuk menetap di tempatnya.Persendian ototnya menjadi kaku.Lalu Ia berteriak: "Aduhai celaka bagiku.Aku hanya bisa tersungkur.”

Referensi :

أَلَمْ أَعْهَدْ إِلَيْكُمْ يا بَنِي آدَمَ أَنْ لا تَعْبُدُوا الشَّيْطانَ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ (60)
مفاتيح الغيب ـ نسخة محققة - (26 / 299)
ثم إنه تعالى لما نهى عباده عن عبادة الشيطان ذكر ما يحملهم على قبول ما أمروا به والانتهاء عما نهوا عنه بقوله : إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ وفيه مسائل : المسألة الأولى : من أين حصلت العداوة بين الشيطان والإنسان؟ فنقول ابتداؤها من الشيطان وسببه تكريم اللّه بني آدم ، لما رأى إبليس ربه كرم آدم وبنيه عاداهم فعاداه اللّه تعالى والأولى منه لؤم والثاني من اللّه كرم ، أما الأول فلأن الملك إذا أكرم شخصا ولم ينقص من الآخر شيئا إذ لا ضيق في الخزانة ، فعداوة من يعادي ذلك المكرم لا تكون إلا لؤما ، وأما الثاني فلأن الملك إذا علم أن إكرامه ليس إلا منه وذلك لأن الضعيف ما كان يقدر أن يصل إلى بعض تلك المنزلة لولا إكرام الملك ، يعلم أن من يبغضه ينكر فعل الملك أو ينسب إلى خزانته ضيقا ، وكلاهما يحسن التعذيب عليه فيعاديه إتماما للإكرام وإكمالا للافضال ، ثم إن كثيرا من الناس على مذهب إبليس إذا رأوا واحدا عند ملك محترما بغضوه وسعوا فيه إقامة لسنة إبليس ، فالملك إن لم يكن متخلقا بأخلاق اللّه لا يبعد الساعي ويسمع كلامه ويترك إكرام ذلك الشخص واحترامه.المسألة الثانية : من أين إبانة عداوة إبليس؟ نقول لما أكرم اللّه آدم عاداه إبليس وظن أنه يبقى في منزلته وآدم في منزلته مثل متباغضين عند الملك واللّه كان عالما بالضمائر فأبعده وأظهر أمره فأظهر هو من نفسه ما كان يخفيه لزوال ما كان يحمله على الإخفاء فقال : لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِراطَكَ الْمُسْتَقِيمَ [الأعراف : 16] وقال : لَأَحْتَنِكَنَّ ذُرِّيَّتَهُ [الإسراء : 62].المسألة الثالثة : إذا كان الشيطان للإنسان عدوا مبينا فما بال الإنسان يميل إلى مراضيه من الشرب والزنا ، ويكره مساخطه من المجاهدة والعبادة؟ نقول سبب ذلك استعانة الشيطان بأعوان من عند الإنسان وترك استعانة الإنسان بالله ، فيستعين بشهوته التي خلقها اللّه تعالى فيه لمصالح بقائه وبقاء نوعه ويجعلها سببا لفساد حاله ويدعوه بها إلى مسالك المهالك ، وكذلك يستعين بغضبه الذي خلقه اللّه فيه لدفع المفاسد عنه ويجعله سببا لوباله وفساد أحواله ، وميل الإنسان إلى المعاصي كميل المريض إلى المضار وذلك حيث ينحرف المزاج عن الاعتدال ، فترى المحموم يريد الماء البارد / وهو يريد في مرضه. ومن به فساد المعدة فلا يهضم القليل من الغذاء يميل إلى الأكل الكثير ولا يشبع بشيء وهو يزيد في معدته فسادا ، وصحيح المزاج لا يشتهي إلا ما ينفعه فالدنيا كالهواء الوبيء لا يستغني الإنسان فيه عن استنشاق الهواء وهو المفسد لمزاجه ولا طريق له غير إصلاح الهواء بالروائح الطيبة والأشياء الزكية والرش بالخل والماورد من جملة المصلحات ، فكذلك الإنسان في الدنيا لا يستغنى عن أمورها وهي المعينات للشيطان وطريقه ترك الهوى وتقليل التأميل وتحريف الهوى بالذكر الطيب والزهد ، فإذا صح مزاج عقله لا يميل إلا إلى الحق ولا يبقى عليه في التكاليف كلفة ويحصل له مع الأمور الإلهية ألفة ، وهنالك يعترف الشيطان بأنه ليس له عليه سلطان.
تفسير روح البيان ـ موافق للمطبوع - (7 / 330)
قال بعض الكبار : اعلم أن عداوة إبليس لبني آدم أشد من معاداته لأبيهم آدم عليه السلام وذلك أن بني آدم خلقوا من ماء والماء منافر للنار وأما آدم فجمع بينه وبين إبليس اليبس الذي في التراب فبين التراب والنار جامع ولهذا صدقه لما أقسم له بالله إنه لناصح وما صدقه الأبناء لكونه لهم ضداً من جميع الوجوه فبهذا كانت عداوة الأبناء أشد من عداوة الأب ولما كان العدو محجوباً عن إدراك الأبصار جعل الله لنا علامات في القلب من طريق الشرع نعرفه بها تقوم لنا مقام البصر فنتحفظ بتلك العلامة من إلقائه وإعانة الله عليه بالملك لذي جعله الله مقابلاً له غيباً بغيب انتهى.وفي "التأويلات النجمية" : في الآية إشارة إلى كمال رأفته وغاية مكرمته في حق بني آدم إذ يعاتبهم معاتبة الحبيب للحبيب ومناصحة الصديق للصديق وأنه تعالى يكرمهم ويجلهم عن أن يعبدوا الشيطان لكمال رتبتهم واختصاص قربتهم بالحضرة وغاية ذلة الشيطان وطرده ولعنه من الحضرة وسماه عدواً لهم وله وسمي بني آدم الأولياء والأحباب وخاطب المجرمين منهم كالمعتذر الناصح لهم ألم أعهد إليكم ألم أنصح ألم أخبركم عن خباثة الشيطان وعداوته لكم وإنكم أعز من أن تعبدوا مثله ملعوناً مهيناً.
مفاتيح الغيب ـ نسخة محققة - (5 / 186)
وأما المعنى فليس مراد اللّه هاهنا ما يتعلق باللغة بل كأنه قيل لمن أبيح له الأكل على الوصف المذكور أحذر أن تتعداه إلى ما يدعوك إليه الشيطان وزجر المكلف بهذا الكلام عن تخطي الحلال إلى الشبه كما زجره عن تخطيه إلى الحرام لأن الشيطان إنما يلقي إلى المرء ما يجري مجرى الشبهة فيزين بذلك ما لا يحل له فزجر اللّه تعالى عن ذلك ، ثم بين العلة في هذا / التحذير ، وهو كونه عدوا مبنيا أي متظاهر بالعداوة ، وذلك لأن الشيطان التزم أمورا سبعة في العداوة أربعة منها في قوله تعالى : وَلَأُضِلَّنَّهُمْ وَلَأُمَنِّيَنَّهُمْ وَلَآمُرَنَّهُمْ فَلَيُبَتِّكُنَّ آذانَ الْأَنْعامِ وَلَآمُرَنَّهُمْ فَلَيُغَيِّرُنَّ خَلْقَ اللَّهِ [النساء : 119] وثلاثة منها في قوله تعالى : لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِراطَكَ الْمُسْتَقِيمَ ثُمَّ لَآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمانِهِمْ وَعَنْ شَمائِلِهِمْ وَلا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شاكِرِينَ [الأعراف : 16 ، 17] فلما التزم الشيطان هذه الأمور كان عدوا متظاهرا بالعداوة فلهذا وصفه اللّه تعالى بذلك.
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ (فاطر 6 )
مفاتيح الغيب ـ نسخة محققة - (26 / 223)
وقال : إِنَّ الشَّيْطانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا ولا تسمعوا قوله : وقوله : فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا أي اعملوا ما يسوءه وهو العمل الصالح.ثم قال تعالى : إِنَّما يَدْعُوا حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحابِ السَّعِيرِ إشارة إلى معنى لطيف وهو أن من يكون له عدو فله في أمره طريقان : أحدهما : أن يعاديه مجازاة له على معاداته والثاني : أن يذهب عداوته بإرضائه ، فلما قال اللّه تعالى : إِنَّ الشَّيْطانَ لَكُمْ عَدُوٌّ أمرهم بالعداوة وأشار إلى أن الطريق ليس إلا هذا ، وأما الطريق الآخر وهو الإرضاء فلا فائدة فيه لأنكم إذا رأيتموه واتبعتموه فهو لا يؤديكم إلا إلى السعير.واعلم أن من علم أن له عدو لا مهرب له منه وجزم بذلك فإنه يقف عنده ويصبر على قتاله والصبر معه الظفر ، فكذلك الشيطان لا يقدر الإنسان أن يهرب منه فإنه معه ، ولا يزال يتبعه إلا أن يقف له ويهزمه ، فهزيمة الشيطان بعزيمة الإنسان ، فالطريق الثبات على الجادة والاتكال على العبادة.
التحرير والتنوير - (22 / 260)
وأظهر اسم الشيطان في مقام الإضمار للإفصاح عن المراد بالغرور أنه الشيطان وإثارة العداوة بين الناس والشيطان معنى من معاني القرآن تصريحا وتضمنا، وهو هنا صريح كما في قوله تعالى: وقلنا اهبطوا بعضكم لبعض عدو [البقرة: 36] .وتلك عداوة مودعة في جبلته كعداوة الكلب للهر لأن جبلة الشيطان موكولة بإيقاع الناس في الفساد وأسوأ العواقب في قوالب محسنة مزينة، وشواهد ذلك تظهر للإنسان في نفسه وفي الحوادث حيثما عثر عليها وقد قال تعالى: يا بني آدم لا يفتننكم الشيطان كماأخرج أبويكم من الجنة[الأعراف: 27] .
تفسير أبي السعود - (5 / 387)
{ إِنَّ الشيطان لَكُمْ عَدُوٌّ } عداوةً قديمةً لا تكاد تزولُ . وتقديمُ لكم للاهتمامِ به { فاتخذوه عَدُوّاً } بمخالفتِكم له في عقِائدِكم وأفعالِكم وكونِكم على حَذَرٍ منه في مجامعِ أحوالِكم . وقولُه تعالى : { إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُواْ مِنْ أصحاب السعير } تقريرٌ لعداوتِه وتحذيرٌ من طاعتِه بالتَّنبيهِ على أنَّ غرضَه في دعوةِ شيعتِه إلى اتِّباعِ الهَوَى والركونِ إلى ملاذِّ الدُّنيا ليس تحصيلَ مطالبِهم ومنافِعهم الدُّنيويَّةِ كما هو مقصد المُتحابِّين في الدُّنيا عند سعي بعضِهم في حاجةِ بعضٍ بل هو توريطُهم وإلقاؤُهم في العذابِ المُخلَّد من حيثُ لا يحتسبون { الذين كَفَرُواْ لَهُمْ } بسببِ كفرِهم وإجابتِهم لدعوةِ الشَّيطانِ واتِّباعِهم لخطواتِه { عَذَابٌ شَدِيدٌ } لا يُقَادر قَدُره مديدٌ لا يُبلغ مداهُ { والذين ءامَنُواْ وَعَمِلُواْ الصالحات لَهُم } بسببِ ما ذُكر من الإيمانِ والعملِ الصَّالحِ الذي من جُملتِه عداوةُ الشِّيطانِ { مَغْفِرَةٌ } عظيمةٌ { وَأَجْرٌ كَبِيرٌ } لا غايةَ لهما .
تفسير روح البيان ـ موافق للمطبوع - (7 / 249)
{إِنَّ الشَّيْطَـانَ لَكُمْ عَدُوٌّ} عداوة قديمة بما فعل بأبيكم ما فعل لا تكاد تزول وتقديم لكم للاهتمام به {فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا} بمخالفتكم له في عقائدكم وأفعالكم وكونكم على حذر منه في جميع أحوالكم........فلا تكفي العداوة باللسان فقط بل يجب أن تكون بالقلب والجوارح جميعاً ولا يقوى المرء على عداوته إلا بملازمة الذكر ودوام الاستعانة بالرب فإن من هجم عليه كلاب الراعي يشكل عليه دفعها إلا أن ينادي الراعي فإنه يطردها بكلمة منه {إِنَّمَا يَدْعُوا} الشيطان {حِزْبَهُ} جماعته واتباعه.جزء : 7 رقم الصفحة : 311قال في "التأويلات" : حزبه المعرضون عن الله المشتغلون بغير الله {لِيَكُونُوا} أي : حزبه {مِنْ أَصْحَـابِ السَّعِيرِ} ........... قال في "الإرشاد" : تقرير لعداوته وتحذير من طاعته بالتنبيه على أن غرضه في دعوة شيعته إلى اتباع الهوى والركون إلى ملاذ الدنيا ليس تحصيل مطالبهم ومنافعهم الدنيوية كما هو مقصد المتحابين في الدنيا عند سعي بعضهم في حاجة بعض بل هو توريطهم وإلقاؤهم في العذاب المخلد من حيث لا يحتسبون.

0 Response to "Syaitan Musuh Bebuyutan Bagi Kita"

Posting Komentar

Silakan berkomentar sesuai dengan topik. Jangan menyisipkan link pada komentar dan jangan sampai komentar Anda masuk komentar SPAM..

Jangan salahkan Saya bila komentar Anda dihapus !

@ Terima Kasih @